"Bukankah kau berkata kalau kau tak akan membiarkan kami membunuh temanmu?"
Obito berdiri di kejauhan, "Lihat sekelilingmu, dan coba katakan sekali lagi!!"
Tak hanya Neji, terlihat puluhan anggota shinobi aliansi lainnya tewas tertusuk duri-duri kayu Juubi. Naruto masih terdiam dan shock, sementara Obito terus saja memberinya tekanan, "Aku bilang, coba katakan sekali lagi!! Rasakan tubuh temanmu yang mulai dingin, dan sadarilah ... kematian mereka!!"
Tak hanya Naruto, semuanya tampak kaget akibat kematian Neji. "Neji ... mati!?"
"Hal ini akan terus berlanjut." ucap Obito. "Kata-kata dan prinsipmu yang lemah secara perlahan akan terbukti kesalahannya. Inilah yang akan terjadi kalau kau membicarakan harapan dan keinginan padahal ini adalah kenyataan."
"Naruto, apa yang kau milikki di kenyataan ini? Kau tak punya ayah ataupun ibu, gurumu Jiraiya telah mati. Dan selama kau terus melawan, satu per satu temanmu akan mati."
Naruto masih terdiam.
"Obito ..." Kakashi menatap ke arahnya. Namun sama seperti Naruto, ia juga tak bisa berbuat apa-apa.
"Dan sekarang kau pasti sudah menyadarinya ... apa yang akan tersisa hanyalah ... kesepian!!"
"Maafkan aku Hizashi." Pikir ayah Hinata, "Aku sudah membiarkan Neji ..."
"Kau telah menjadi seperti yang aku inginkan, Obito." pikir Madara, "Setelah ini Naruto akan menyerah, dan kita akan mengirim pasukan aliansi ke dalam rasa keputusasaan."
"Kau tak perlu terus berada di dalam kenyataan ini. Kemarilah, Naruto!" Obito mengulurkan tangannya, seolah mengajak Naruto untuk masuk ke dalam dunia baru yang ia katakan.
Naruto masih terdiam. Sampai tiba-tiba, Hinata mengusap pipinya.
"..."
"Apa kamu mengerti arti dari kata-kata yang Neji niisan katakan sebelumnya, Naruto-kun? Kamu tidaklah sendiri. Kata-kata dan apa yang kamu percayai, aku tak akan membiarkan temanku mati, itu bukanlah kebohongan! Karena kata-kata itulah, dia bisa bertindak sejauh ini."
"Neji niisan ... Bukan hanya dirimu, Naruto-kun, semuanya memegang dan percaya akan kata-kata itu. Itulah bagaimana kita semua terhubung. Kita semua adalah teman. Kalau kita menyerah, maka apa yang Neji niisan lakukan akan menjadi percuma. Jadi, ayo kita berdiri bersama, Naruto-kun. Selalu maju dan tak akan menarik kata-kataku, itu juga adalah jalan nijaku."
"Naruto, Hinata-sama juga sudah siap untuk mati demi dirimu. Itulah kenapa, kau ..."
"Tentu saja tak sendiri!!" ucap Kurama. Di alam bawah sadarnya, Kyuubi telah kembali. "Apa kau lupa denganku, hah!?"
"Aku tahu!" ucap Naruto, "Aku tak ingin mengabaikan temanku, atau ikatan yang aku milikki. Tapi Neji ..."
"Berhenti mengeluh!! Atau aku akan memakanmu!!" ucap Kyuubi. "Apa kau lupa? Ayah dan ibumu juga melakukan hal yang sama seperti yang Neji lakukan sesaat setelah kau lahir. Mereka menyegelku, musuh mereka di dalam tubuhmu, dan mati dengan mempercayakan masa depan padamu. Hidupmu telah terhubung dengan dua hidup lainnya bahkan sejak kau lahir."
kembali ke sisi Madara, ia terdiam melihat Obito yang menunggu. "Apa dia menunggu respon dari Naruto? Kelihatannya ia benar-benar ingin mengetahuinya." Pikir Madara. Tapi ...
"Sudah cukup!!" Obito sudah tak sabar lagi dan langsung bersiap, membuat Juubi menembakan bijuudama raksasa ke arah pasukan aliansi. Meski jaraknya terlalu dekat dan bisa saja juga malah melukainya, Obito sudah tak peduli lagi.
"Jangan gegabah!!" ucap Madara, "Bisa-bisa Juubi juga mendapat luka dan kau ..."
"Aku tak peduli!!" ucap Obito, "Lagipula Juubi memiliki kulit yang kuat."
Juubi telah membentuk bijuudama, yang perlahan semakin besar dan membesar.
"Kali ini ia mengincar kita!!" ucap shinobi aliansi. Akan tetapi, mereka tak membiarkannya begitu saja. Sai dengan burung tintanya mengantar Bee untuk mendekat.
"Chakraku sudah cukup penuh!!" Bee meloncat, berubah menjadi Hachibi dan kemudian bersiap untuk menembakan bijuudama tepat di depan mulut Juubi. Bee ingin menghentikan tembakan Juubi sebelum ia menembakannya.
"Hati-hati, Bee-sama!" ucap Omoi dalam hati.
"Maju!!"
"Rasakan ini!!!"
Boooombbb!!!!!!!!!!!! Hachibi menembak. Tercipta ledakan yang membuat Hachibi terlempar. Tembakannya Juubi terhenti, dan ia terperosok ke belakang.
"Jangan melakukannya berlebihan!!" ucap shinobi aliansi.
"Khawatir tak ada gunanya, untuk melindungi aliansi tak perlu ada rasa takut!!"
"Benar ..." Naruto membalas tangan Hinata. "Tak hanya ayah dan ibu. Sejauh ini, semuanya telah ..."
"Hinata, terimakasih." Naruto memegang tangan Hinata, dan ia telah benar-benar bangkit, berdiri dari keterpurukan. "Aku tidaklah sendiri. Terimakasih sudah tetap ada di sisiku."
"Dan Neji, aku juga berterimakasih padamu."
"Tangan Naruto-kun, begitu besar dan kuat ... Membuatku merasa aman" Pikir Hinata. Untuk pertama kalinya, mereka berpegangan tangan seperti ini.
"Groooarrrr!!!!!!!" Juubi kembali bangkit. Namun, tak ada yang perlu ditakuti. "Ayo maju, Hinata!!" Naruto kembali ke mode bijuu. "Ya!!" Sahut Hinata
Bersambung ke Chapter 616
0 komentar:
Posting Komentar